Lahir di Cirebon pada tanggal 20 Oktober 1961. Mamah merupakan anak ke 2 dari 9 bersaudara (jika yang meninggal dihitung berarti anak ke 3 dari 10 bersaudara) dari pasangan Alm. H. Achmad Soekarba dan Almh. Hj. Fatmah (Sutirah). Mamah itu orangnya sangat perfect sekali klo soal kebersihan dan kerapihan. Mamah yang mengajarkanku tentang kerapihan. Sedari kecil aku dibiasakan untuk merapihkan rumah. Kata beliau "jika suatu saat nanti aku punya rumah sendiri, rumahnya rapi dan bersih. Gak seperti Kapal burak (berantakan)." Jika ada satu barang yang tidak sesuai pada tempatnya pasti langsung ngomong. Suka banget dengan warna merah. Maka jangan heran jika di rumah benda yang kami miliki kebanyakan berwarna merah (kini mulai menular padaku :D). Jago banget masak. Semua masakan mamah pasti enyak enyak enyak =).
Mamah adalah guru pertama bagi aku, kakakku dan adikku. Semasa kami masih sekolah, mamah selalu menemani kami belajar. jika ada yang tidak kami mengerti langsungkami tanyakan ke mamah. Mungkin karena mamah dulu pernah mengajar di SD PUI, jadi banyak tahu tentang pengetahuan umum. Oleh karena itu, ga ada satu pun anak mamah yang ikut bimbingan belajar di luar. Alhamdulillah, kami semua dapat masuk ke sekolah negeri dan lulus dengan hasil yang baik dengan usaha kami sendiri ^_^. Mamah juga mengajari kami untuk tidak takut kepada siapa pun jika memang kita benar.
Sosok Bapak
Lahir di Cirebon 6 Juni 1957. Anak pertama dari berapa bersaudara ya??? (gomen, wasuremashita...soalnya anaknya banyak sih). Bapak itu sangat concern sekali dengan yang namanya AGAMA. Karena beliau jebolan dari Ponpes Jagasatru asuhan dari Alm. KH. Syarif Hidayatullah atau panggilan akrabnya Kang Ayip. Abi Ayip (begitu biasanya aku memanggil almarhum) sudah seperti layaknya orang tua sendiri bagi bapak. Sebab orang tua bapak tinggal di Desa Setu Patok Kec. Mundu yg agak jauh dari Kota Cirebon (jaman dulu). Bapak itu kebalikan dari mamah. Beliau kurang sekali memperhatikan kerapihan. Semua barang yang sudah dipakai selalu saja tidak pernah di simpan lagi di tempatnya semula. Dan selalu saja aku dan mamah yg merapihkan. Bapak adalah guru mengaji pertama aku, kakakku dan adikku. Bukan hanya kami saja yang mengaji ke bapak, dulu om asep juga pernah mengaji ke bapak. Sekarang giliran Afra & Rahmah yang mengaji. Setiap selesai shalat Magrib kami sudah siap-siap dengan Al-Qur'an kami masing-masing, yang belum mendapat giliran harus men-deres (mengulang) surat yang telah kami baca kemarin. Tak jarang juga tetangga di sekitar rumah ada yang minta diajarkan mengaji. Bapak adalah guru mengaji kami semua.
Karena bapak aku bisa berenang. Aku masih ingat sekali, dulu sewaktu aku masih di sekolah dasar seminggu sekali bapak mengajakku dan adikku berenang di Kolam Renang Bima. Kami berangkat dari rumah jam 6 pagi, tak lupa membawa bekal "serabi jembatan" yang memang sudah sangat terkenal di tempat tinggalku. Bapak bergantian mengajariku dan adikku berenang. Sampai akhirnya kami semua bisa berenang tanpa ikut les berenang. Bapak juga sering mengajakku memanjat pohon mangga untuk memanen buahnya. Tidak jarang pula kami makan buah mangga tersebut langsung di pohonnya hehehe... Dari bapak pula sedikit-sedikit aku tahu mesin-mesin motor.
Bapak itu orangnya terlalu khawatiran terutama pada aku dan adikku. Mungkin karena kami anak perempuan yang lebih rawan. Klo kami pulang telat sedikit aja langsung bapak menelepon. Bapak itu orangnya jarang marah. Sekalinya marah wuiihh jangan ditanya betapa takutnya kami sebagai anak-anaknya. Tapi kami mengerti itu adalah salah satu tanda rasa cintanya beliau kepada kami.
Oh iya, bapak itu sukaaaa banget sama yang namanya Rhoma Irama. Kata mamah, dulu waktu aku masih kecil pernah diajak nonton filmnya bang haji. Waktu itu bapak, mamah, kakakku, aku dan tanteku (sekalian untuk menjaga kakakku) yang nonton bareng. Di rumah juga bapak mengkoleksi film-filmnya bang haji (waktu jamannya kaset video). Tapi sekarang kaset videonya sudah hilang entah kemana. Maka jangan heran kalau anak-anaknya jadi suka musik dangdut juga, terutama dengan musiknya Bang Haji Rhoma Irama dan Soneta :D
"Dari semua itu satu yang paling penting, mamah dan bapak selalu mengajarkan kami untuk selalu prihatin, hidup sederhana dan tidak berfoya-foya. Sehingga jika kami sudah sukses nanti jadi lebih bisa menghargai apa yang telah kami dapat dari hasil jerih payah kami. Mamah dan bapak juga selalu mengajarkan kami untuk saling tolong menolong terhadap saudara dan sesama. Sedikit uang yang kita punya, sebisa mungkin kita sisihkan untuk bersedekah."
No comments:
Post a Comment